Category Archives: Uncategorized
ALJABAR LINEAR 2
ALJABAR LINEAR
Paham SIX SIGMA
SIX SIGMA terdiri dari fase Define, Measure, Analyse, Improve, dan Control, Biasa disingkat menjadi DMAIC. Setiap fase, ada beberapa tahapan yang harus dijalankan Perhatian utama dari Six sigma adalah terhadap proses produksi
Tentang hal tersebut dijelaskan sebagai berikut. Setiap proses pasti ada variasi atau penyimpangan. Variasi proses yang terjadi, kita buatkan grafis dan dibandingkan dengan toleransi. Toleransi yaitu batas bawah, target, dan batas atas. Dari data yang kita kumpulkan, kita buatkan grafis atau kurva Yang kita sebut dengan kurva sebaran dari data yang kita miliki tersebut.
Pada kurva kita bisa melihat bahwa sebahagian data berada di antara batas toleransi Dan sebahagian lagi berada di luar batas toleransi . Ada yang di bawah LSL atau Lower Specification Limit Ada yang berada di atas USL atau Upper Specification Limit Yang inilah yang kita sebut dengan cacat Jadi kita sebut bahwa data yang berada di antara batas toleransi Itu adalah yang bisa kita terima Sementara yang di luar batas toleransi itu tidak bisa kita terima Karena itu adalah cacat dari proses Kurva yang tadi sangat lebar Itu mengindikasikan bahwa pada proses produksi terdapat banyak variasi
Sekarang mari kita lihat bagaimana dengan kurva berikut ini Sebaran data yang lebar tadi ( Itu mengindikasikan bahwa terjadi variasi yang sangat tinggi Sekarang kita perbaiki agar variasinya menjadi sedikit Itu nampak pada kurva berikut ini Kurva yang tadinya lebar sekarang sudah bisa kita buat menjadi menyempit Dengan adanya perbaikan pada proses produksi Masih ada sebagian dari proses produksi berada di luar batas toleransi Data yang berada di luar batas toleransi itu kita sebut cacat Jadi kurva ini menggambarkan bahwa variasi sudah bisa kita kurangi Dengan tampak rupa kurva yang menyempit dibanding yang tadi Tapi dia tidak berada sepenuhnya di dalam batas toleransi
Nah, tindakan perbaikan yang kita lakukan terhadap proses produksi Dari yang variasinya tinggi menjadi variasinya yang rendah Yang digambarkan dengan kurva yang lebar dan kurva yang sempit Itu kita sebut upaya mengurangi variasi proses , Sekaligus mencegah atau mengurangi cacat Upaya untuk mengurangi variasi proses sudah berhasil . Sekarang upaya berikutnya adalah Memusatkan proses ke dalam batas toleransi dan ke targetnya Kurva yang terbentuk adalah . Sekarang sudah berada di dalam batas toleransi dan dia mencapai target Serta sama sekali atau boleh dibilang tidak ada lagi defect atau cacat Upaya ini kita sebut dengan memusatkan proses ke targetnya Sekaligus untuk menghilangkan atau mencegah terjadinya cacat
Jadi dapat kita simpulkan bahwa Six Sigma Aktifitasnya adalah mengurangi variasi proses Kemudian memusatkan proses dan mencegah cacat Proses yang baik akan menghasilkan produk yang baik Oleh karena itu Six Sigma utamanya adalah Konsentrasinya atau fokusnya atau perhatiannya adalah Terhadap proses produksi bukan terhadap produk
Ini ilustrasi yang sangat sederhana. Dimana konsumen memesan barang kepada produsen Disepakati antara produsen dan konsumen Bahwa barang akan dikirim setiap sembilan hari Dengan batas toleransi satu hari. Berarti antara delapan sampai sepuluh hari Kemudian produsen mengirimkan barang ke konsumen Setiap pengiriman kita catat Dan kita peroleh data Sebagai berikut
Data pengiriman pertama adalah lima hari Yang kedua adalah tiga belas hari Yang ketiga adalah sembilan hari Yang keempat sebelas hari Dan yang kelima adalah sembilan hari Dari data yang terkumpul Kita hitung rata-ratanya Diperoleh angka sembilan keempat hari Jika dibandingkan dengan target sembilan hari Ini sudah mendekati
Jika kita melihat rentang daripada data pengiriman Itu menggambarkan bahwa adanya variasi Bagi konsumen, variasi memberikan dampak yang negatif Konsumen menginginkan rata-rata sesuai dengan target yang diinginkan Serta variasi tetap berada di dalam batas toleransi yang ditetapkan Semakin tinggi variasi proses
Maka sebaran data semakin melebar Dari data yang ada Kita hitung besaran standar deviasinya Jika rata-rata ditambah tiga standar deviasi Dan dikurang tiga standar deviasi Berada di antara batas toleransi Maka inilah yang kita sebut tingkat kemampuan daripada proses Yaitu tiga sigma Untuk proses dengan tingkat kemampuan enam sigm Itu ditandai dengan Rata-rata ditambah enam standar deviasi Dan dikurangi dengan enam standar deviasi Berada di batas toleransi Demikian penjelasan tentang bagaimana memahami six sigma
Pencahayaan dan sirkulasi udara untuk lingkungan sehat pada gedung UMKM-USU
Dasar Pikir
Kenyamanan dan kesehatan penghuni gedung merupakan faktor krusial yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas mereka (Hooper et al., 2023). Sirkulasi udara yang efektif merupakan salah satu aspek fundamental dalam perancangan bangunan yang sehat dan nyaman. Udara yang bersih dan segar tidak hanya mendukung kenyamanan fisik, tetapi juga memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan penghuni bangunan (Venny Melinda Nasmita et al., 2020). Dalam beberapa dekade terakhir, semakin banyak penelitian yang menunjukkan hubungan langsung antara kualitas udara dalam ruangan dengan risiko kesehatan seperti penyakit pernapasan, alergi, dan gangguan kardiovaskular (Kencanasari et al., 2020).
Gambar 1. Ventilasi yang sejuk untuk ruangan
Sumber: (Knebel & Paramahamsa, 2021)
Pada tingkat global, berbagai badan internasional seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan American Society of Heating, Refrigerating and Air-Conditioning Engineers (ASHRAE) telah mengembangkan standar dan pedoman terkait sirkulasi udara dalam ruangan yang dirancang untuk meminimalkan risiko kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup penghuni (Seol et al., 2023). Di sisi lain, setiap negara memiliki standar nasionalnya sendiri yang disesuaikan dengan kondisi iklim, tingkat urbanisasi, dan regulasi kesehatan lokal (Ibrahim et al., 2022). Di Indonesia, misalnya, standar sirkulasi udara diatur oleh Kementerian Kesehatan dan Badan Standardisasi Nasional (BSN), yang bertujuan untuk memastikan bahwa bangunan dirancang untuk memaksimalkan kualitas udara dalam ruangan sesuai dengan kondisi tropis negara ini. Namun, perbedaan dalam standar internasional dan nasional, serta tantangan dalam penerapannya di lapangan, sering kali menjadi kendala dalam mencapai kualitas udara yang optimal di dalam ruangan.
ANALISIS
Dalam pembahasan ini dijelaskan secara rinci mengenai pendekatan yang digunakan untuk mengukur pemahaman peserta terhadap materi pelatihan, serta bagaimana pelatihan tersebut diterapkan dalam praktik di lapangan. Adapun koresponden yang didapat dari pelatihan tersebut sebanyak 20 koresponden dengan jenjang pendidikan dari SMA (Sekolah Menengah Atas) sampai S-2 (Magister). Berikut data tersebut dipaparkan dalam tabel dibawah ini
Diagram di atas menampilkan beberapa aspek analisis statistik dari penelitian:
- Distribusi Pemahaman Cahaya: Grafik ini menunjukkan distribusi pemahaman responden tentang perencanaan pencahayaan, di mana sebagian besar responden memiliki pemahaman pada skala 2 dan 4.
- Distribusi Pemahaman Sirkulasi Udara: Distribusi pemahaman sirkulasi udara lebih bervariasi dengan skala pemahaman yang tersebar di berbagai tingkat, tetapi tidak ada skala yang mendominasi.
- Distribusi Tingkat Pendidikan: Mayoritas responden memiliki pendidikan terakhir di tingkat SMA dan D3, yang menunjukkan variasi latar belakang pendidikan di antara mereka.
- Distribusi Kepuasan Implementasi: Grafik ini menunjukkan bagaimana kepuasan responden terhadap implementasi pelatihan tersebut, dengan sebagian besar merasa puas atau kurang puas.
SIMPULAN
Pelaksanaan pengabdian yang dilakukan memberikan manfaat bagi pekerjaan proyek pembangunan dan sebagai pertimbangan yang akademis, adapun kesimpulannya:
- Pentingnya Pemahaman dalam Implementasi: Tingkat pemahaman peserta tentang pencahayaan dan sirkulasi udara secara langsung mempengaruhi kepuasan mereka terhadap hasil implementasi pelatihan, menunjukkan bahwa peningkatan pemahaman dapat meningkatkan kepuasan.
- Tantangan dalam Standar dan Implementasi: Terdapat kesenjangan antara standar internasional dan nasional serta tantangan dalam penerapannya di lapangan, terutama di negara berkembang seperti Indonesia, yang mempengaruhi kualitas udara dalam ruangan.
Pengembangan Aliran Sungai Sebagai Potensi Pembangkit Listrik Mikro Hidro
Pendahuluan
Energi merupakah hal yang sangat vital ada di suatu daerah, dikarenakan segala aktivitas kehidupan selalu dikaitkan dengan energi dan perekonomian. Dari isu anasional dapat dilihat bahwa energi terbarukan akan mencapai 13,5% pada tahun 2050, dengan pembangkit listrik tenaga air sebesar 5,8%, panas bumi sebesar 4,3%, dan energi terbarukan lainnya sebesar 3,4%, sehingga pengembangan energi dianggap penting dan selaras dengan capaian energi nasional. Tujuan pengabdian ini adalah memberikan edukasi dan analisis potensi Mikro Hidro (PLTMH) dengan kajian analisis dan sebagai dasar untuk mengembangkan energi berkelanjutan di dusun tersebut. Metode yang digunakan adalah partisipatif observasi dimana dilakukan partisipasi pembangunan dan melakukan observasi potensi energi yang ada. Hasil yang didapat dari pengabdian ini yaitu potensi yang di hitung sebesar 48,559.5 W atau 48,5595 kW dan dapat dilanjutkan untuk pembangunannya
Dasar Pikir
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak potensi alam dan energi yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia (Ramadhan & Chaerul, 2023). Sementara, cadangan energi Indonesia semakin lama semakin berkurang, hal ini dirasa tidak sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 41 Tahun 2016 tentang tata cara penanggulangan krisis energi menyatakan bahwa cadangan sumber energi akan digunakan ketika krisis melanda Indonesia (Bagaskara et al., 2022). Di antara 75 GW tenaga air Indonesia yang tersebar di Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua, hanya 26,3 GW yang dapat dikembangkan, menurut studi screening lingkungan dan sosial PT PLN (Persero). Selama RUPTL 2016–2025, PLN berencana meningkatkan kapasitas PLTA sebesar 14 GW dan PLTMH sebesar 0, 3 GW (Rahayu & Windarta, 2022) dana berdasarkan yang ditulis (Surhayati, 2023) bahwa Total pangsa energi terbarukan dalam bauran pembangkitan akan mencapai 13,5% pada tahun 2050, dengan pembangkit listrik tenaga air sebesar 5,8%, panas bumi sebesar 4,3%, dan energi terbarukan lainnya sebesar 3,4%.Potensi sungai merupakan salah satu alternatif energi yang dapat digunakan di samping fungsi sungai sebagai sosial kultural, ekosistem, kebutuhan air minum dan mandi serta budaya kultural dan rekreasi (Husni, 2016) serta daerah aliran sungai yang juga di untungkan dengan pengolahan air sungai tersebut (Santoso & Alayubi, 2022). Potensi yang besar disektor pembangkit listrik tenaga air atau energi hidro. 128 dari 4.400 sungai potensial. Topografi sungai yang sangat kompleks terdiri dari pegunungan dengan ketinggian hingga 6500 meter, perbukitan, dataran aluvial, dataran rendah, dan pantai. Dengan curah hujan lebih dari 2000 milimeter per tahun, dan wilayah perairan laut Indonesia, yang berjumlah sekitar 6,4 juta km persegi (Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, 2023) dimana hujan sering menjadi masalah banjir namun bisa terselesaikan bila dapat mengolahnya dengan teknologi panen air hujan (Siregar et al., 2023).Teknologi mikro hidro dengan ketinggian dan debit air telah tertulis dalam Al-Qur’an, yang tertuang dalam QS. Ar-Ra’d ayat 17
اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَسَالَتْ اَوْدِيَةٌ ۢ بِقَدَرِهَا فَاحْتَمَلَ السَّيْلُ زَبَدًا رَّابِيًا
Adapun arti dari QS. Ar-Ra’d ayat 17 adalah sebagai berikut:“Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang.”
Seperti yang ditunjukkan pada akhir ayat, air sebagai sumber energi telah dibahas dalam kitabullah sejak empat belas tahun yang lalu (Rhofita, 2016)
Pelaksanaan pengabdian ini dilakukan 5 sampai 7 Januari 2024 dimana metode yang digunakan adalah metode partisipatif, observasi dan wawancara. Metode partisipatif menurut (Rahmat & Mirnawati, 2020) bahwa metode ini merupakan “pelaksanaan penelitian untuk mendefinisikan sebuah masalah maupun menerapkan informasi ke dalam aksi sebagai solusi atas masalah yang telah terdefinisi”, serta metode wawancara dalam menggali informasi dan keterbatasan Masyarakat dan melakukan survey ke potensi titik energy hydro yang akan dibangun
Survey dan ukur debit air untuk potensi mikrohidro
Kegiatan Field Trip PT. Industri Nabati Lestari
Senin, 18 September 2023, Mahasiswa dari IMTI Program Studi Teknik Industri serta Dosen yaitu Ibu Ir. Riana, Puspita, MT melakukan kegiatan Field Trip ke PT. Industri Nabati Lestari dengan tema “Meningkatkan Pengetahuan dan Pengalaman dalam Kerja Nyata” adapun Field Trip ini dilakukan guna meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai materi perkuliahan yang direalisasikan dilapangan. Pelepasan kegiatan Field Trip ini dilakukan oleh Bapak Wakil Dekan Bidang Inovasi Kemahasiswaan dan Alumni Bapak Indra Hermawan, ST, MT dan Kaprodi Teknik Industri Ibu Nukhe Andri Silviana, ST, MT.
Mahasiswa IMTI mengunjungi PT. Industri Nabati Lestari bertujuan untuk memperluas pengetahuan mahasiswa tentang gambaran dalam lingkungan dunia kerja, memberi informasi tentang cara kerja dan tenaga kerja perusahaan serta alur sebuah produksi serta mendorong mahasiswa agar mempunyai rasa kedisiplinan dan tanggung jawab dalam bekerja. Dan dalam kunjungan ini dilakukan juga untuk menjalin kerjasama yang baik antara Kampus dan dunia Industri/Kerja.