Dasar Pikir
Kenyamanan dan kesehatan penghuni gedung merupakan faktor krusial yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas mereka (Hooper et al., 2023). Sirkulasi udara yang efektif merupakan salah satu aspek fundamental dalam perancangan bangunan yang sehat dan nyaman. Udara yang bersih dan segar tidak hanya mendukung kenyamanan fisik, tetapi juga memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan penghuni bangunan (Venny Melinda Nasmita et al., 2020). Dalam beberapa dekade terakhir, semakin banyak penelitian yang menunjukkan hubungan langsung antara kualitas udara dalam ruangan dengan risiko kesehatan seperti penyakit pernapasan, alergi, dan gangguan kardiovaskular (Kencanasari et al., 2020).
Gambar 1. Ventilasi yang sejuk untuk ruangan
Sumber: (Knebel & Paramahamsa, 2021)
Pada tingkat global, berbagai badan internasional seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan American Society of Heating, Refrigerating and Air-Conditioning Engineers (ASHRAE) telah mengembangkan standar dan pedoman terkait sirkulasi udara dalam ruangan yang dirancang untuk meminimalkan risiko kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup penghuni (Seol et al., 2023). Di sisi lain, setiap negara memiliki standar nasionalnya sendiri yang disesuaikan dengan kondisi iklim, tingkat urbanisasi, dan regulasi kesehatan lokal (Ibrahim et al., 2022). Di Indonesia, misalnya, standar sirkulasi udara diatur oleh Kementerian Kesehatan dan Badan Standardisasi Nasional (BSN), yang bertujuan untuk memastikan bahwa bangunan dirancang untuk memaksimalkan kualitas udara dalam ruangan sesuai dengan kondisi tropis negara ini. Namun, perbedaan dalam standar internasional dan nasional, serta tantangan dalam penerapannya di lapangan, sering kali menjadi kendala dalam mencapai kualitas udara yang optimal di dalam ruangan.
ANALISIS
Dalam pembahasan ini dijelaskan secara rinci mengenai pendekatan yang digunakan untuk mengukur pemahaman peserta terhadap materi pelatihan, serta bagaimana pelatihan tersebut diterapkan dalam praktik di lapangan. Adapun koresponden yang didapat dari pelatihan tersebut sebanyak 20 koresponden dengan jenjang pendidikan dari SMA (Sekolah Menengah Atas) sampai S-2 (Magister). Berikut data tersebut dipaparkan dalam tabel dibawah ini
Diagram di atas menampilkan beberapa aspek analisis statistik dari penelitian:
- Distribusi Pemahaman Cahaya: Grafik ini menunjukkan distribusi pemahaman responden tentang perencanaan pencahayaan, di mana sebagian besar responden memiliki pemahaman pada skala 2 dan 4.
- Distribusi Pemahaman Sirkulasi Udara: Distribusi pemahaman sirkulasi udara lebih bervariasi dengan skala pemahaman yang tersebar di berbagai tingkat, tetapi tidak ada skala yang mendominasi.
- Distribusi Tingkat Pendidikan: Mayoritas responden memiliki pendidikan terakhir di tingkat SMA dan D3, yang menunjukkan variasi latar belakang pendidikan di antara mereka.
- Distribusi Kepuasan Implementasi: Grafik ini menunjukkan bagaimana kepuasan responden terhadap implementasi pelatihan tersebut, dengan sebagian besar merasa puas atau kurang puas.
SIMPULAN
Pelaksanaan pengabdian yang dilakukan memberikan manfaat bagi pekerjaan proyek pembangunan dan sebagai pertimbangan yang akademis, adapun kesimpulannya:
- Pentingnya Pemahaman dalam Implementasi: Tingkat pemahaman peserta tentang pencahayaan dan sirkulasi udara secara langsung mempengaruhi kepuasan mereka terhadap hasil implementasi pelatihan, menunjukkan bahwa peningkatan pemahaman dapat meningkatkan kepuasan.
- Tantangan dalam Standar dan Implementasi: Terdapat kesenjangan antara standar internasional dan nasional serta tantangan dalam penerapannya di lapangan, terutama di negara berkembang seperti Indonesia, yang mempengaruhi kualitas udara dalam ruangan.